Jakarta (10/12) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Priok menggelar rapat koordinasi bersama seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dalam rangka penyusunan Implementasi Business Continuity Management System (BCMS). Kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan, keamanan, serta keberlangsungan layanan kepelabuhanan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Business Continuity Management System (BCMS) merupakan sistem manajemen yang dirancang untuk memastikan organisasi tetap mampu menjalankan fungsi-fungsi kritisnya ketika terjadi gangguan, seperti bencana alam, kemacetan operasional, gangguan teknologi, maupun potensi risiko besar lainnya yang dapat memengaruhi kelancaran operasional pelabuhan.

Penerapan BCMS di lingkungan pelabuhan menjadi penting sebagai upaya untuk menjamin keselamatan dan kelancaran aktivitas kepelabuhanan, meningkatkan penataan, pengaturan, pengawasan, serta pengendalian kegiatan pelabuhan, memperkuat keamanan dan keselamatan, meningkatkan koordinasi antar-stakeholder, serta menjamin keberlangsungan pelayanan publik.

Dalam rapat koordinasi tersebut, dibahas delapan aspek kritikal pelabuhan, peran dan fungsi Command Center, serta rencana tindak lanjut yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan koordinasi antar-stakeholder dalam menghadapi potensi gangguan operasional.

Melalui penerapan BCMS, KSOP Utama Tanjung Priok berkomitmen untuk menjaga kelancaran arus kapal dan barang, sekaligus memastikan pelayanan publik di Pelabuhan Tanjung Priok tetap berjalan optimal dalam berbagai kondisi dan situasi.