Pelabuhan Tanjung Priok, sebagai salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia, menghadapi tantangan dalam mengelola limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dari berbagai aktivitasnya.

Oleh sebab itu, pada hari Selasa (25/7) dilaksanakan Pembahasan Evaluasi progres pelaksanaan pengelolaan limbah B3 area darat dan Rekonsiliasi Limbah di Pelabuhan Tanjung Priok Semester 1 Tahun 2023.

Evaluasi ini bertujuan untuk menganalisis dan menilai sejauh mana pelaksanaan pengelolaan limbah B3 di Pelabuhan Tanjung Priok telah mencapai target dan standar yang ditetapkan. Selain itu, evaluasi juga menjadi forum untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan limbah B3 dan merumuskan solusi yang tepat untuk peningkatan ke depan.

Hasil evaluasi pengelolaan Limbah B3 yang berasal dari operasional kapal di Pelabuhan Tg. Priok pada Semester 1 Tahun 2023 menunjukan pencapaian yang beragam, antara lain:

1. Terjadi peningkatan jumlah volume limbah kapal pada saat pengajuan untuk dibongkar/diturunkan di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 24,6% yaitu dari volume limbah Semester II tahun 2022 sebesar 406 ton menjadi 506 ton pada Semester I tahun 2023.

2. Pada saat realisasi, terdapat peningkatan jumlah volume limbah kapal di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 19,8% yaitu dari volume limbah Semester II tahun 2022 sebesar 374 ton menjadi 448 ton pada Semester I tahun 2023.

3. Terjadi peningkatan jumlah perusahaan pelayaran yang membongkar limbah kapal di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 20%, pada Semester II tahun 2022 sebanyak 20 perusahaan dan pada Semester I tahun 2023 sebanyak 24 perusahaan.

Dengan langkah-langkah konkret dan komitmen bersama yang kuat dari semua pihak terkait, diharapkan pengelolaan limbah B3 di pelabuhan Tanjung Priok bisa menjadi tolak ukur dalam pencapaian pelabuhan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Pencapaian ini menjadi langkah penting menuju lingkungan yang bersih, aman, dan berkelanjutan untuk kebaikan masyarakat dan lingkungan di masa depan.